Malinau
Konsumsi Miras dan Narkoba, Berarti Lakukan Kebodohan
DISKOMINFO MALINAU
29 August 2016
689 views

Konsumsi Miras dan Narkoba, Berarti Lakukan Kebodohan

MALINAU-Seminar sehari digelar Kejaksaaan Negeri Malinau bekerjasama Persatuan Istri Jaksa Ikatan Adhyaksa Dharma Karini Kabupaten Malinau, Polres Malinau dan  Pemkab Malinau kepada siswa baik tingkat SMP maupun SMA se Malinau, Sabtu (27/8). Kegiatan yang dipusatkan di ruang Tebengang kantor BUpati Malinau, Jalan Pusat Pemerintahan, Tanjung Belimbing, Desa Malinau Hulu itu dihadiri langsung Kapolres AKBP Wiwin Firta YAP SIK, Kejari Malinau Rudi Triadi SH MH itu menghadirkan narasumber aktivis dari Gerakan Nasional Anti Miras (GNAM) yang juga ketua Hijabers Moms Communitiy (HMC) Pusat Jakarta, Sri Handayani  Ningsih.

Sedangkan dua narasumber lainnya yaitu dari Kejaksaan Negeri Malinau Herman Kondo Siriwa SH yang mengangkat materi tentang tugas pokok dan fungsi jaksa dalam persidangan, sementara dari pihak kepolisian yaitu Mahdalena Lawai. Dengan mengangkat tema “Orangtua Sasaran Cerdas, Selamatkan Anak Kita dari Bahaya Narkoba dan Miras” itu dihadiri ratusan peserta baik tingkat SMP maupun SMP dari berbagai sekolah dan para guru.

Sri Handayani Ningsih selaku narasumber sekaligus aktivis dari GNAM dalam kesempatan itu menegaskan bahwa setiap hari di sekililing lingkungan banyak sekali minuman keras. Oleh karena itu,  para siswa di Kabupaten Malinau jangan sampai mengenal dan mengkonsumsi minuman keras karena dapat merusak tubuh dan perilaku setiap manusia. "Jangan sampai para pelajar ini tergoda untuk mengkonsumsi miras tersebut hanya karena ajakan teman. Karena dampaknya sangat luas sekali terhadap perilaku negative dalam kehidupan setiap orang,” beber Sri Handayani Ningsih.

Sebab, sambung Sri Handayani Ningsih, jika sudah sering mengkonsumsi miras maka secara otomatis kondisi tubuh ini akan rusak. Jadi, kalau ada orang yang mau diajak minum miras atau mengkonsumsi narkoba, berarti telah melakukan kebodohan pada dirinya sendiri. “Jangan sampai tubuh kita yang terlalu berharga dan tidak ada suku cadangnya dana tidak ada spare partnya ini dirusak oleh minuman keras dan narkoba,” tegas wanita yang akrab disapa Mbak Neneng  ini.

Dalam seminar itu Kapolres Malinau AKPB Wiwin Firta YAP SIK juga menegaskan, peredaran narkoba sangat luar biasa di Indonesia maupun di Kabuapten Malinau. Secara kenegaraan, Presiden  Joko Widodo telah menyatakan bahwa Indonesia sudah darurat narkoba. Di Kabupaten Malinau juga meski wilayah dan kondisinya biasa-biasa saja tetapi peredaran narkobanya juga sangat luar biasa banyaknya.  “Jadi kalau boleh dikatakan, Malinau darurat narkoba,” kata kapolres di hadapan para siswa tingakt SMP dan SMA dalam seminar tersebut.

Disebutkan kapolres, tahun 2014 Polres Malinau berhasil mengungkapkan kasus narkoba sebanyak 15 kasus dengan 24 pelaku. Tahun 2015, Polres Malinau berhasil mengungkap 28 kasus dengan tersangka sebanyak 44 tersangka. Sedangkan di tahun 2016 ini hingga Sabtu (27/8), jumlah kasus yang ditangani Polres terus meningkat menjadi 108 kasus dengan jumlah pelaku sebanyak 128 orang yang diproses hokum. Dari 128 orang ini, 30 orang adalah ibu-ibu, 6 pelaku masih dibawah umur (anak-anak) dan termasuk anak sekolah yang masih menggunakan seragam sekolah tertangkap karena berjualan sabu. “Artinya, di Malinau sudah darurat. Narkoba ini tidak mengenal usia, profesi, suku, agama, ras, kaya atau miskin semua bisa jadi sasaran utama untuk bisa terlibat,” tukasnya.

Ditambahkan Kapolres, penyalahgunaan narkoba yang menyerang generasi muda menjadi tanggungjawab semua pihak. Pasalnya, saat ini generasi muda Indonesia sangat rentan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, para remaja dan orangtua diharapkan peduli dengan permasalahan narkoba. Pelajar dan orangtua harus melaporkan korban penyalahguna narkoba melalui Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) dan bandarnya melalui pihak yang berwajib seperti BNN atau kepolisian.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Kejari Malinau Rudi Triadi SH MH memberikan semangat kepada para siswa sebagai orang sukses. Yaitu, orang yang sukses bukan hanya dipicu karena kecerdasan intelektualnya di era sekarang ini. Karena antara kecerdasan inteletual karena pendidikan dengan kecerdasan emosial itu sangat jauh berbanding. Sekarang, orang yang sukses karena terbentuk dari emosionalnya akrena pergaulan yang positif.  “Saya dulu rangking 27 dari 40 siswa sekarang jadi Kajari. Jadi, jangan patah semangat dan jangan hawatir ya rangking 20 atau 30,” tegasnya.

Oleh karena itu, sambung Kajari, kecerdasan emosional itu didapat dari pintar dan banyak pergaulan dan berteman dengan siapapun yang positif. "Mau keren-kerenan ya silakan saja, tetapi tetap pada koridornya. Tetapi kunci yang utama, tatkala mau berangkat sekolah atau melakukan apa saja harus pamit dan minta doa  kepada ibu yang baik agar menjadi orang yang baik kelak,” tukasnya.(ida/fly)

WIDAYAT/RADAR TARAKAN

sumber : kaltara.prokal.co

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

* Email Anda tidak akan dipublikasikan. Semua kolom wajib diisi.

Memuat komentar...