Malinau
Perbedaan Adalah Rahmat
DISKOMINFO MALINAU
10 August 2016
317 views

Perbedaan Adalah Rahmat

MALINAU - Bupati Malinau Dr. Yansen TP MSi dalam sambutannya pada acara Halalbihalal Pemkab Malinau beserta staf, instasi vertikal, TNI, Polri, tokoh masyarakat dan tokoh agama di ruang Tebengang, kantor bupati Malinau, Selasa (9/8) menegaskan, bahwa perbedaan adalah rahmat, semua agama mengajarkan kebaikan.

Maka dari itu Kabupaten Malinau yang memiliki beragam suku, agama dan latar belakang menjadi kekuatan membangun Malinau.

“Dalam ajaran kaum Muslimin, disebutkan agama adalah nasehat, artinya agama mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemungkaran dan bisa juga bermakna menghendaki kebaikan dan kedamaian.

Jika kita mencernai juga ajaran dan ajakan kebaikan yang juga dianut oleh umat Kristiani, maka dalam ajaran Kristen pun selalu juga diungkapkan tentang nasehat dan ajakan untuk selalu berbuat baik. “Dan saya kira seluruh ajaran agama manapun yang ada di bumi kita tercinta ini di Indonesia, semua ajaran agama mengajarkan tentang kebaikan dan nasehat untuk melakukan hal-hal yang baik,” ucap Bupati Yansen TP.

Dalam konteks mengajak melakukan kebaikan dan kedamaian, lanjutnya, bila dikaitkan dengan realita kehidupan sebagai bagaian dari masyarakat bangsa dan negara yang hidup dalam kebergaman suku, agama dan latar belakang.

Menurutnya, ajakan untuk selalu berbuat kebaikan untuk melakukan kebaikan adalah sesuatu sikap hidup bangsa yang cerdas untuk melihat ke depan.

Satu bulan yang lalu, umat msulim telah memenangkan peperangan melawan dirinya sendiri, melawan hawa nafsu sehingga sampai pada kesucian diri sebagai umat dan makhluk tuhan dan dalam konteks itulah bupati mengajak seluruh umat muslim khususnya dan masyarakat Malinau pada umumnya untuk mensyukuri rahmat Tuhan yang diberikan kepada umatnya dalam kehidupan sebagai masyarakat yang memiliki keperbedaan yang nyata dan tumbuh berkembang di Bumi Intimung (sebutan lain Kabupaten Malinau).

“Kita berbeda agama, kita berbeda suku, kita berbeda latar belakang, yang tentu kalau kita ingin mengkaji lebih mendalam, kita dapat menyaksikan betapa luar biasanya Malinau ini. Dalam berbagai kesempatan saya katakan biasanya daerah-daerah yang dikunjungi orang itu yang mudah didatangi, yang mudah disaksikan, sehingga orang tertarik dan berminat untuk datang. Tapi Malinau ini adalah daerah yang relatif jauh dari kemajuan, daerah yang relatif terisolir, terisolasi karena berbagai macam keterbatasan yang kita miliki. Tapi luar biasa warna-warni kehidupan masyarakat Malinau ini menujukan ke Indonesiaan, yang menurut saya Indonesian Small ya Malinau ini,” tuturnya.

Disebutkannya, suku bangsa lengkap ada di Malinau ini, agama juga lengkap ada di Malinau, bahkan ditegaskannya kehadiran suku bangsa dan agama tidak hanya tergambarkan dalam bentuk kehadiran orang, tapi dalam bentuk-bentuk fisik lainnya, karena kalau bicara agama di Malinau, ada mesjid, ada gereja, ada pura, vihara dan semua itu bisa disaksikan simbol-simbolnya secara nyata ada di Malinau.

Namun demikian, katanya lagi, tentunya perbedaan-perbedaan yang diamati dan dimiliki ini harus dijaga dengan baik, harus dipelihara dengan baik, sehingga pada akhirnya perbedaan sebagaimana yang dipahami kalau berdasarkan keyakinan muslim perbedaan itu adalah rahmat.

“Kita mensykuri rahmat yang dimiliki melalui keperbedaan yang ada, karena menjadi sebuah kekuatan bagi kita semua, menjadi sesuatu yang indah bagi kita semua, yang menunjukan kita memiliki kekayaan yang luar biasa, karena agama memiliki kandungan nilai-nilai yang luar biasa banyaknya, kalau ada lima agama di Malinau betapa banyaknya warna-warni yang kita miliki, sehingga perekat kekuatan itu semakin lebih kuat,” kata Bupati Malinau dua periode ini.

Perbedaan menurut bupati lagi, bukan merupakan ancaman, tantangan, atau kendala untuk bersatu, tetapi justru membuat semakin harus kuat, karena warna-warni perbedaan itu indah. Oleh sebab itulah filosofi pelangi menjadi cermin untuk kita belajar menyatukan perbedaan, menyatukan keberagaman dalam konversi warna yang indah, yaitu pelangi di bumi Malinau.

“Inilah ajakan dan harapan saya kepada kita semua, marilah kita membangun silaturahmi yang semakin mendalam di antara kita sesama agama, antar agama, antar masyarakat, kesatuan bangsa sehingga Malinau tetap kokoh menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam membangun bangsa dan negara,” pungkasnya. (ags)

AGUSSALAM SANIP/RADAR TARAKAN

sumber : kaltara.prokal.co

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

* Email Anda tidak akan dipublikasikan. Semua kolom wajib diisi.

Memuat komentar...