Malinau
Warisan Leluhur Dayak Bulusu Akhiri Rangkaian 11 Etnis di IRAU Malinau
Admin
23 October 2025
24 views

Warisan Leluhur Dayak Bulusu Akhiri Rangkaian 11 Etnis di IRAU Malinau

Malinau – Suara gong, hentakan kaki penari, dan lantunan syair adat menggema di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Selasa (21/10/2025). Pagi itu, masyarakat Dayak Bulusu tampil penuh semangat dalam pagelaran seni budaya bertema “Togoson Adang Mating Suncuyon Tagas.” Tampilan mereka sekaligus menjadi penutup rangkaian penampilan 11 etnis di perayaan HUT ke-26 dan IRAU ke-11 Kabupaten Malinau.

Tema yang diusung bukan sekadar kalimat adat. Togoson Adang Mating Suncuyon Tagas merupakan bagian dari tradisi sakral Mukad Ulid dan Ncaut, prosesi adat yang melambangkan pelepasan duka dan rasa syukur untuk melanjutkan kehidupan.

Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H. tampak bangga dan terharu menyaksikan prosesi tersebut. Dalam sambutannya, ia menyebut penampilan Dayak Bulusu hari ini begitu istimewa.

“Hari ini istimewa karena dengan tampilnya masyarakat Dayak Bulusu, lengkaplah seluruh 11 etnis di Kabupaten Malinau yang sudah menunjukkan seni budayanya. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada masyarakat Dayak Bulusu yang terus merawat tradisi dan budaya mereka dengan baik,” ujar Bupati disambut tepuk tangan hadirin.

Bupati Wempi juga menuturkan kekagumannya pada prosesi adat yang sarat makna dan sejarah. Ia menceritakan, Togoson Adang Mating Suncuyon Tagas bukan sekadar pertunjukan, melainkan refleksi semangat persatuan dan kekompakan masyarakat Dayak Bulusu yang sejak dahulu dikenal damai.

Bupati juga menyoroti keunikan penampilan yang tetap mempertahankan alat musik tradisional. Menurutnya, kesetiaan menggunakan musik dan tarian asli menjadi simbol keaslian budaya yang patut dijaga.

“Saya lihat energi dan semangatnya luar biasa. Sekalipun lelah, para penari tetap tegak berdiri untuk budaya mereka. Ini bentuk cinta yang luar biasa terhadap warisan leluhur,” tambahnya.

Di akhir sambutannya, Bupati Wempi mengajak masyarakat Dayak Bulusu terus menjaga kebersamaan dan berperan aktif dalam pembangunan daerah.

“Mari terus bergandengan tangan, berkolaborasi, dan bersatu. Kita ingin masyarakat Malinau tidak hanya menjadi penonton, tapi juga pelaku dan penikmat dari kemajuan daerahnya sendiri,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Adat Dayak Bulusu Malinau, Isik Yawit, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Malinau yang telah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan budaya tersebut.

Menariknya, penampilan tahun ini didominasi generasi muda Dayak Bulusu. Hampir seluruh rangkaian acara, mulai dari koreografi tarian hingga desain stand pameran, dikerjakan oleh anak-anak muda mereka sendiri.

“Kami ingin memberi ruang kepada anak-anak muda untuk berkarya. Semua yang tampil malam ini adalah generasi muda Dayak Bulusu. Mereka kreatif, berani, dan tetap menjaga keaslian budaya,” tambah Isik Yawit bangga.

Pagelaran seni budaya Dayak Bulusu pagi itu bukan sekadar penutup, melainkan juga puncak dari semangat kebersamaan dalam keberagaman. Panggung Budaya Padan Liu’ Burung kembali menjadi saksi betapa kuatnya akar budaya dan rasa cinta masyarakat Malinau terhadap warisan leluhur yang terus hidup dari generasi ke generasi.

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

* Email Anda tidak akan dipublikasikan. Semua kolom wajib diisi.

Memuat komentar...