
Seminar Nasional, Bupati: Malinau Harus Berdaulat atas Alam dan Masa Depannya
Malinau – Pemerintah Kabupaten Malinau kembali menegaskan komitmennya untuk membangun daerah dengan semangat kemandirian dan keberlanjutan lingkungan melalui Seminar Nasional bertema “Malinau Bukan Penonton, Menjadi Tuan di Negeri Sendiri”, yang berlangsung di ruang Tebengang, Selasa (14/10/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Malinau dan Festival IRAU ke-11.
Seminar yang dihadiri para tokoh nasional dan daerah ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, di antaranya Direktur Bina Penempatan Kerja Kementerian Ketenagakerjaan RI, Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor Kementerian Lingkungan Hidup RI, Guru Besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri serta Presiden Majelis Adat Dayak Nasional Seminar dipandu oleh Rektor Universitas Borneo Tarakan.
Dalam sambutannya, Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H. menyampaikan bahwa tema seminar kali ini bukan sekadar slogan, melainkan sebuah tekad untuk memastikan masyarakat Malinau tidak hanya menjadi penonton pembangunan, tetapi menjadi pelaku utama dalam proses pembangunan itu sendiri.
“Ada yang tersurat dan tersirat dalam tema ini. Menjadi tuan di negeri sendiri berarti masyarakat Malinau harus berdaulat atas tanah, air, dan sumber daya alamnya. Tidak hanya menikmati hasil pembangunan, tetapi menjadi bagian dari penggeraknya,” ujar Bupati Wempi.
Ia menegaskan, Malinau memiliki tiga tanggung jawab besar yaitu menjaga, memanfaatkan, dan melanjutkan kehidupan serta peradaban di wilayah yang dikenal sebagai paru-paru dunia. Lebih dari separuh wilayah Provinsi Kalimantan Utara berada di Kabupaten Malinau, termasuk kawasan hutan lindung dan wilayah adat yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.
Bupati Wempi juga menyoroti posisi strategis Malinau sebagai pengendali air dan penjaga keseimbangan ekosistem di Kalimantan Utara dan sekitarnya. Dengan potensi sungai besar, Malinau menjadi daerah penyangga air sekaligus motor penggerak pembangunan hijau berkelanjutan.
“Kabupaten Malinau diberkahi dengan kekayaan alam luar biasa, sungai-sungai besar, hutan yang luas, serta pegunungan yang menjadi daerah tangkapan air penting bagi Kalimantan bagian utara,” jelasnya.
Dalam konteks ini, Bupati menyoroti proyek strategis nasional PLTA Mentarang Induk yang berada di wilayah Malinau. Menurutnya, proyek tersebut harus memberi manfaat nyata bagi masyarakat lokal, bukan hanya bagi pihak luar.
Bupati Wempi mengingatkan bahwa masyarakat adat Malinau telah lama hidup selaras dengan alam jauh sebelum Indonesia merdeka. Oleh karena itu, pembangunan yang dilakukan harus berkeadilan dan berpihak pada mereka yang menjaga kelestarian hutan.
“Masyarakat Malinau hidup di tengah lumbung kekayaan alam, tetapi sering terperangkap karena keterbatasan akses dan kebijakan. Kita harapkan kehadiran para ahli dan pemangku kepentingan hari ini dapat memberikan solusi yang berpihak kepada masyarakat adat,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Bupati Wempi menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan IRAU tahun ini bukan hanya pesta budaya, tetapi juga momentum mempertegas identitas dan persatuan masyarakat Malinau yang majemuk.
Melalui seminar nasional ini, Pemerintah Kabupaten Malinau berharap lahir pemikiran-pemikiran strategis dalam memperkuat kemandirian daerah, ketahanan lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Bupati Wempi menegaskan, Malinau akan terus berdiri tegak sebagai tuan di negeri sendiri berdaulat atas air, alam, dan budaya yang diwariskan leluhur.