Malinau
Kagum pada Tradisi Siraman Pakuwaja, Bupati: “Hari Ini Saya Benar-Benar Jadi Orang Jawa”
Admin
22 October 2025
3 views

Kagum pada Tradisi Siraman Pakuwaja, Bupati: “Hari Ini Saya Benar-Benar Jadi Orang Jawa”

Malinau – Suasana Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Kamis (9/10/2025), terasa penuh makna dan kehangatan. Paguyuban Keluarga Besar Masyarakat Jawa (Pakuwaja) Kabupaten Malinau menampilkan prosesi adat siraman, sebuah tradisi sakral masyarakat Jawa yang melambangkan penyucian diri menjelang pernikahan.

Tradisi tersebut menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun ke-26 Kabupaten Malinau dan Festival IRAU ke-11, yang menghadirkan keragaman seni dan budaya dari berbagai etnis di Bumi Intimung.

Dalam sambutannya, Bupati Malinau Wempi W. Mawa, S.E., M.H., menyampaikan kekagumannya terhadap prosesi adat yang ditampilkan oleh warga Pakuwaja.

“Tradisi ini luar biasa. Bukan hanya sekadar prosesi menuju pernikahan, tetapi juga mengandung nilai ketenangan, kesabaran, dan peradaban yang tinggi,” ujar Bupati Wempi.

“Hari ini saya benar-benar menjadi orang Jawa. Bahkan atribut yang saya kenakan pun mengajarkan kesabaran tersendiri,” tambahnya dengan senyum.

Bupati juga memberikan doa dan apresiasi khusus kepada Mbak Rara, pemeran utama dalam prosesi siraman.

“Saya doakan Mbak Rara segera bertemu jodohnya dan melangsungkan pernikahan yang diberkati. Terima kasih telah menjadi bagian dari sejarah budaya di Malinau,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bupati Wempi menegaskan bahwa masyarakat Jawa memiliki peran besar dalam pembangunan Kabupaten Malinau, baik di pemerintahan, ekonomi, maupun sosial kemasyarakatan.

“Warga Jawa bukanlah masyarakat baru di Bumi Intimung. Mereka ulet, bertanggung jawab, ramah, dan memiliki toleransi yang tinggi. Nilai-nilai inilah yang memperkuat semangat kebersamaan dan kebhinekaan di Kabupaten Malinau,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pakuwaja Kabupaten Malinau, Dr. H. Aan Hartono, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan Pemerintah Daerah yang selalu memberi ruang bagi keberagaman.

“Tahun 2023 lalu kami menampilkan budaya Jawa Timur. Tahun ini kami hadir dengan budaya Jawa Tengah, menampilkan prosesi siraman khas Solo. Ini adalah kehormatan besar bagi kami warga Jawa,” ucapnya.

Aan menyebutkan bahwa kebahagiaan warga Jawa di Malinau lahir dari suasana keberagaman dan kepedulian Pemerintah Daerah terhadap semua etnis.

“Kami bersyukur hidup di tengah masyarakat Malinau yang penuh toleransi. Bahkan banyak anak-anak kami yang mendapat kesempatan pendidikan melalui program Desa Sarjana, termasuk dua di antaranya kini melanjutkan studi ke Tiongkok,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Bupati Wempi W. Mawa dan Wakil Bupati Jakaria yang dinilai nasionalis, adil, dan visioner.

“Kepemimpinan Bupati Wempi menggambarkan seorang anak bangsa yang membangun daerah dengan semangat keadilan tanpa memandang agama maupun suku. Pertumbuhan ekonomi meningkat, kemiskinan menurun, dan inflasi terkendali adalah bukti nyata keberhasilan itu,” tuturnya.

Menutup sambutannya, Aan mengajak seluruh warga Jawa untuk terus mendukung pembangunan daerah serta menjaga kedamaian di Bumi Intimung.

“Mari kita rawat surga kecil kita, Malinau, tempat anak cucu kita dilahirkan. Malinauku, Malinaumu, Malinau kita!” serunya penuh semangat.

Pagelaran adat dan budaya Pakuwaja ini menjadi salah satu wujud nyata semangat Bhinneka Tunggal Ika di Kabupaten Malinau, di mana keberagaman bukan sekadar simbol, melainkan kekuatan yang mempersatukan seluruh masyarakat Bumi Intimung dalam damai dan kebersamaan.

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

* Email Anda tidak akan dipublikasikan. Semua kolom wajib diisi.

Memuat komentar...