Malinau
Bupati Apresiasi Penampilan Dayak Lundayeh: Lestarikan Budaya, Jaga Hutan dan Tanah Kita
Admin
22 October 2025
2 views

Bupati Apresiasi Penampilan Dayak Lundayeh: Lestarikan Budaya, Jaga Hutan dan Tanah Kita

Malinau – Lembaga Adat Dayak Lundayeh menjadi etnis pertama yang menampilkan atraksi seni dan budaya pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 dan Festival Budaya IRAU ke-11 Kabupaten Malinau 2025.

Pertunjukan yang dipusatkan di Panggung Budaya Padan Liu’ Burung, Rabu (8/10/2025), menampilkan prosesi adat bertajuk “Ngikit FLB Ame Ku Radcha Bawang Idi Nued Tana”, yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam serta semangat menjaga tanah dan hutan warisan leluhur.

Dalam sambutannya, Bupati Malinau Wempi W Mawa, S.E., M.H., menyampaikan apresiasi tinggi atas kontribusi masyarakat Dayak Lundayeh dalam melestarikan budaya lokal.

“Kita menghargai dan menjunjung tinggi budaya masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Malinau. Pelaksanaan IRAU ini adalah wujud semangat persatuan kita semua, yang salah satunya tercermin dari dukungan seluruh elemen masyarakat Dayak Lundayeh,” ujar Bupati.

Bupati Wempi juga menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sebagai dasar pembangunan daerah.

“Anun Luk Inau Muyuh ini adalah peninggalan pendidikan yang sangat bernilai bagi generasi hari ini dan yang akan datang. Lestarikan budaya, jaga hutan dan tanah Lundayeh, serta kembangkan bersama dengan kearifan lokal. Mari bersama pemerintah membangun Bumi Intimung ini,” pesannya.

Lebih lanjut, Bupati Wempi mengajak seluruh etnis dan paguyuban di Kabupaten Malinau untuk terus memperkenalkan budaya mereka agar masyarakat dapat saling mengenal dan menghormati.

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Itulah makna dari IRAU ini, agar siapa pun yang hidup di Bumi Intimung dapat mengenal budaya dan adat yang ada di sini,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Adat Dayak Lundayeh Malinau, Paulus Belapang, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Malinau yang terus memberi ruang bagi tumbuhnya seni dan budaya lokal.

“Melalui pesta budaya ini, tercipta keharmonisan sosial di tengah masyarakat. Atraksi yang kami tampilkan merupakan warisan leluhur, simbol perjuangan mempertahankan tanah dan alam yang telah dimeteraikan dengan darah,” jelas Paulus.

Ia juga menitipkan pesan moral kepada pemerintah dan masyarakat untuk terus menjaga alam, tanah, dan air sebagai sumber kehidupan.

“Tolong jaga hutan kita, tanah kita, air kita. Itu warisan leluhur. Karena kalau alam rusak, manusia akan punah. Inilah pesan moral kami kepada Bapak Bupati dan seluruh masyarakat,” ungkapnya.

Paulus menambahkan, melalui seni dan budaya, Malinau memiliki potensi besar menjadi kota budaya yang dikenal luas, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

“Dengan seni dan budaya, Malinau akan menjadi kota budaya. Budaya menyatukan kita semua,” pungkasnya.

Komentar (0)

Tinggalkan Komentar

* Email Anda tidak akan dipublikasikan. Semua kolom wajib diisi.

Memuat komentar...